3 Cerita Menulis Pengalaman Buruk Pribadi (Bad Experience) Dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya

Diposting pada

3 Contoh Menulis Pengalaman Buruk Pribadi (Bad Experience) Dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya

 

Setiap orang pasti memiliki sebuah peristiwa yang pernah ia alami selama hidupnya yang membuatnya begitu terkesan atau sulit dilupan, peristiwa tersebut biasanya kita sebut dengan pengalaman. baik itu pengalaman yang menyedihkan ataupun pengalaman yang membahagiakan.

Berbicara mengenai sebuah pengalaman dalam hidup, mungkin kita sering menuliskan nya atau menceritakanya kepada teman atau kerabat kita dengan menggunakan bahasa indonesia atau bahasa daerah yang kita miliki. Namun, bagaimana jika kita harus menceritakan nya dengan bahasa inggris? Berikut ini admin akan membagi ilmu bagaimana cara menceritakan pengalaman kita menggunakan bahasa inggris.

3 Contoh Menulis Pengalaman Menyedihkan (Bad Experience) dalam Bahasa Inggris beserta Arti

3 Cerita Menulis Pengalaman Buruk Pribadi (Bad Experience) Dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya

 

Pengalaman atau experience merupakan sesuatu yang cukup sulit untuk dilupakan, oleh sebab itu orang paling tertarik untuk menceritakan pengalaman yang mereka miliki dan pernah mereka alami di masa lampau. Di sekolah pun, terkadang guru meminta siswanya untuk menceritakan pengalaman yang mereka miliki di depan kelas. Sebegitu menariknya sebuah pengalaman, sehingga didalam kegiatan belajar formal pun masuk kedalam materi pelajaran.

Bercerita pengalaman menggunakan bahasa yang tidak biasanya kita pakai dalam kehidupan sehari-hari seperti bahasa inggris mungkin cukup sulit bagi kebanyakan orang namun juga tidak menutup kemungkinan bagi sebagian orang lagi. Berikut ini contoh pemakaian bahasa inggris dalam menceritakan sebuah pengalaman yang menyedihkan atau yang terburuk yang pernah kita alami. Check this out.


3 Contoh Pengalaman Menyedihkan dalam Hidup

sad experience
Bad experience

 

Earlier I shared my small child, Tiko, see impressions dvd character Elmo, The same Street, about the fire department. My mind immediately recalled by the heat that happened lately. In Los Angeles, because of the heat, amid forest could catch fire. Then I remembered my past experiences with.
I have personal experience about the fires. In early 1995, the time I’ve been moving house having been married, early morning call that the House next door to the home of my mother that I use as well as the offices of my company, burned great. My mother called me with the sounds of panic, much like its tone when I call first time my father died. Hearing that, the class immediately stunned and immediately rolled into the Office/House my mother that the distance is about 9 km from my home.
In the distance, while still passing through the toll road, have already seen the smoke soar. Whoa, gimana ya case. My car is just spurred then it is close to the site, the more crowded and the streets are already closed. I tried to go through other avenues, parking rather far away and walk to the Office.
Next to my Office (my mom) is a printing place. Many of the papers in his home there and the length of the back so that it makes it difficult for the blackout. A model of his house is the former home of the Netherlands that is ancient and sturdy. Firefighters are trying to extinguish the fire through my Office. The location of my Office are home corner. The former rooms which I resided during the bid, made of plywood and zinc on the second floor and its position adjacent to the neighbor’s house burned. Fire officers entered my room through it and break down the walls of tripleknya and discussion to the neighbor’s House that is being burned great. I join the entrance watched while trying to secure the goods could be evacuated.
The fire looks high and more highly. The condition of my home and neighbours was similar to a bunk House. Invisible from the outside there are two levels, the upper level but not the places I inhabit. There are many families who are in it. A kind of boxes, where I occupy the bottom left corner.
The neighbor’s House was burning down there stairs to the second floor, where another family living. The fire had grown up from the bottom and spread upward. So it’s like the letter “T”, where my neighbor‘s fire, but the House left and right of the 1st floor safe is not subject to electrical fires, but the entire upper part of the charred fire dilalap. Home my mother or my Office, miraculously escaped the fires. There is no material losses of the building means. The whole stuff nobody caught fire. Lost if not wrong Just a radio, when it was evacuated to another neighbor’s House, time again already nothing. Either tucked in where. Some books and documents I was damaged hit water, but generally still intact.
The fire was extinguished that day indeed, but in a pile of used fire, easy fire reappear. I, with my friends and family, took turns guarding and if there’s a burning items look and pulled out of the fire, promptly flush the water back. The House‘s neighbor can indeed look free from the attic of my house because the tow that was once only a tin roof, is no longer there because of the fires.
But the impact is not just the fire that’s it. Power cord is disconnected from there so that for several weeks there is no utility power. But inevitably the business activities should be continued. I had a chance to move to another location, but ended up buying an engine generator to cope with it.
But it was the heaviest impact, such as psychology. I think I am not the one who is easily traumatized, but it turns out I realized how the subconscious works.
It’s been days, weeks pass, but if I sleep, I do use AIR CONDITIONING and there is a stop of the contacts have a indicator light red in colour. I often woke up and screamed, fires pointing to a red light in the darkness of my room. It’s happened a few times. Whereas, if everyday, I don’t feel traumatized. I am not afraid of the fire or fires, but I so thought, why when I sleep, I can “see indicator light red and then yelled as panic would be the existence of a fire hazard.
Yes, now I no longer experience like that. It wasn’t until a couple of months I’ve been relaxed again and undisturbed. Maybe because before bed instead I see red light it and seeming to challenge him. Beware if you disturb my sleep again.”🙂
Yes, so roughly the story of trauma fires. Give a new understanding of the subconscious, although I don’t know for sure how it works.

(Terjemahan)

Tadi saya bersama anak saya yang kecil, Tiko, melihat tayangan dvd tokoh Elmo, The Sesame Street, tentang pemadam kebakaran. Langsung pikiran saya teringat dengan hawa panas yang terjadi akhir-akhir ini. Di Los Angeles, gara-gara panas, berhektar-hektar hutan bisa terbakar. Kemudian saya teringat dengan pengalaman masa lalu saya.

Saya punya pengalaman pribadi tentang kebakaran. Di awal tahun 1995, saat itu saya sudah pindah rumah karena telah menikah, pagi-pagi ditelepon bahwa rumah di sebelah rumah ibu saya yang saya gunakan juga sebagai kantor perusahaan saya, terbakar hebat. Ibu saya menelpon saya dengan suara panik, mirip nadanya ketika saya ditelepon dulu waktu ayah saya meninggal dunia. Mendengar kabar itu, kelas langsung kaget dan segera meluncur ke kantor/rumah ibu saya yang jaraknya sekitar 14 km dari rumah saya.

Di kejauhan, ketika masih melewati jalan tol, sudah terlihat asap membumbung tinggi. Waduh, gimana ya keadaannya. Trus saja mobil saya pacu dan makin dekat ke lokasi, makin ramai dan jalan sudah ditutup. Saya mencoba masuk lewat jalan lain, parkir agak jauh dan jalan kaki menuju ke kantor.

Sebelah kantor saya (rumah ibu saya) adalah sebuah tempat percetakan. Banyak kertas-kertas di sana dan rumahnya panjang ke belakang sehingga menyulitkan untuk pemadaman. Model rumahnya adalah bekas rumah Belanda yang kuno dan kokoh. Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran melalui kantor saya. Lokasi kantor saya adalah rumah sudut. Bekas kamar yang saya tinggali semasa bujang, terbuat dari triplek dan seng di lantai dua dan posisinya bersebelahan dengan rumah tetangga yang terbakar. Petugas kebakaran masuk lewat kamar saya itu dan mendobrak dinding tripleknya serta melakukan pembahasan ke rumah tetangga yang sedang terbakar hebat. Saya ikut masuk menyaksikan sembari mencoba mengamankan barang-barang yang bisa diungsikan.

Api terlihat menjilat-jilat tinggi. Kondisi rumah saya dan tetangga itu mirip sebuah rumah susun. Dari luar kelihatan ada dua tingkat, tapi tingkat yang atas bukan tempat saya yang mendiami. Ada banyak keluarga yang berada di rumah besar itu. Semacam kotak-kotak, di mana saya menempati sudut kiri yang bawah.

Rumah tetangga yang terbakar memang ada tangga untuk menuju ke lantai dua, tempat keluarga lain tingga. Api membesar dari bawah dan menyebar ke atas. Jadi seperti huruf “T”, di mana tetangga saya kebakaran, namun rumah kiri dan kanan yang lantai 1 aman tidak kena imbas kebakaran, namun seluruh bagian atas hangus dilalap api. Rumah ibu saya atau kantor saya secara ajaib, luput dari kebakaran. Tidak ada kerugian material bangunan yang berarti. Seluruh barang tak ada yang terbakar. Yang hilang kalau tidak salah Cuma sebuah radio, ketika diungsikan ke rumah tetangga lain, waktu kembali sudah tidak ada. Entah terselip di mana. Sebagian buku dan dokumen saya memang rusak kena air, tapi secara umum masih utuh.

Api memang padam hari itu, tetapi di tumpukan bekas kebakaran, mudah sekali api muncul kembali. Saya, dengan teman dan keluarga saya, bergantian menjaga dan kalau terlihat ada barang yang membara dan mengeluarkan api, segera menyiram air kembali. Rumah tetangga memang bisa terlihat bebas dari loteng rumah saya karena bagian belakangnya yang dulunya hanya atap seng, sudah tidak ada lagi karena kebakaran.

Namun dampak kebakaran bukan hanya itu saja. Listrik diputus kabelnya dari tiangnya sehingga selama beberapa minggu tidak ada aliran listrik. Padahal kegiatan usaha mau tidak mau harus terus berlangsung. Sempat saya pindahkan ke lokasi lain, namun akhirnya membeli sebuah mesin genset untuk mengatasi hal itu.

Namun dampak yang terberat justru adalah dampak psikologi, berupa trauma. Saya pikir saya bukan orang yang mudah trauma, tapi ternyata saya baru menyadari bagaimana sebuah alam bawah sadar bekerja.

Sudah berhari-hari lewat, berminggu-minggu, tapi kalau saya tidur, saya memang pakai AC dan ada sebuah stop kontak yang punya lampu indikator warnanya merah. Sering saya terbangun dan berteriak, api-api sambil menunjuk ke cahaya lampu merah di kamar saya yang gelap itu. Itu terjadi beberapa kali. Padahal, kalau sehari-hari, saya tidak merasa trauma. Saya tidak takut dengan api atau kebakaran, tapi saya jadi berpikir, mengapa ketika saya tidur, saya bisa “melihat” lampu indikator merah itu dan kemudian berteriak seakan panik akan adanya bahaya kebakaran.

Ya, sekarang saya sudah tidak lagi mengalami seperti itu. Tidak sampai beberapa bulan saya sudah santai kembali dan tidak terganggu. Mungkin karena sebelum tidur malah saya pandangi lampu merah itu dan seakan menantangnya. “Awas kalau kamu ganggu tidurku lagi.” 🙂

Ya, begitu kira-kira cerita trauma kebakaran. Memberi pemahaman baru tentang alam bawah sadar, meski saya tidak tahu secara pasti…bagaimana cara kerjanya.


sad experience
Bad experience

 

Have you guys heard the story of Amanda Todd? Teenagers who commit suicide due to bullying is not strong? When Amanda is young, beautiful, and I’m sure he has a bright future, if he survived. .. and can cope with it all … wish… Yes … If only …
Read the story of Amanda Todd, I’m so sad …. Imagined tens of years ago as I also experience it … YES, I’VE ALSO BEEN IN BULLY. First term rather than bully but a “digencet“. This incident happened when I was in elementary school. I often digencet” by my senior, somehow? I never know. They treated me poorly, from my mengejek-ejek, to make me cry every home school. There’s just that could make them treat me with is not good. The mother of my Father very concerned & saw my condition, which almost always after school crying, but lucky, I still want to attend school, and remained the champion class, well a ranking of 1 to 3, back and forth hahaha …
Maybe that’s why my father my brother and I decided to follow the martial arts of Karate, my class 2 SD time. Indeed, after Karate, little by little I started to a little bit of confidence and have the strength to fight, although still they are bullying me lah, don’t you think those 2 or 3 levels above me, hahaha.
The peak of bullying I experienced was when my 5th grade ELEMENTARY SCHOOL, that time in the car pick up, there is a senior grade 6 ELEMENTARY SCHOOL, the-sex male  started my me, I was just silent, but …. my younger brother‘s new class grade 3  already can’t stand seeing senior treatment that, finally he was kicking ulcers that are in his head (this is all in the car pick-up), senior was shocked, angry and hits my sister, that’s when I seem to wake up and help my sister. And you know, other seniors who had joined , just silent and did not help. Maybe they were surprised seeing there is resistance we did.
Finally we were split by the driver of the pickup, and this was reported to the school, i.e. to the senior class trustee, because my hair is pulled up regardless of the head,
Senior’s apologies, and without us even knowing, some hordes who participated-join the bullying us, one by one, if ever apologize to anyone not apologize they never bother us again. FYI the bullyingthat  I eber had not justbecause women but men too. Learning from experience in the bully, I began to speak up and fight. I basically reckless, even I was challenging one on one person (Guy) who try to hit me after my experience in ELEMENTARY SCHOOL, but the base cowards, they’re the bully-ers who do the bully together. So I adult (read: lectures and work) I actually never met the pem bully me it. Uh, but there is one family, his younger brother, the gals used to bully me. I met them in Church, they were apparently surprised to see me and even mock  apparently they ‘ afraid to meet me hahahaa … based on experience and sharing it with others, I take the conclusion, whether you guys agree or not, but it seems to me that people who bully are the ones who actually do not have a strong self-confidence, afraid, and not confidence . But it’s all covered with ‘ oppressive ‘ other people’s attempt to cover its shortcomings. Deep down inside their envy towards those they bully, ok, they won’t admit it, but hmmm … I bet all. The pem bully this feeling ‘ cool ‘ cool ‘ if ‘ & can bully let alone supported by many people. Well … how a pity they are, there is not another what can be done other than this. Nothing else can their brains in addition to ‘ suppress ‘ the other person.
Finally I was free from bully-er, would I even often defended people who bully or bullied in. If I could be a supergirl.
If I’m reading and browsing here and there, in America there is bullying case turns out to be very serious when the victims of bullying, decided to end his life, like Amanda Todd.
So, please STOP BULLYING RIGHT NOW!!!
For those of you who so victims of bullying, hey, you’re not alone! You perfectly beautiful, was created by God, so, don’t be afraid,  and many others. Don’t just be silent, SPEAK UP and opponents! Come on show me your ability, never care, overachievers and get the reward! Let the bully-ers are afraid and eventually they even not so okay. You are beautiful and you are so precious, don’t waste your time in fear and tear! Let’s move on

(Terjemahan)

Pernahkah kalian mendengar, kisah Amanda Todd? Remaja yang bunuh diri akibat tak kuat mengalami bullying? Padahal Amanda masih muda, cantik, dan saya yakin dia mempunyai masa depan yang cerah, andai dia bertahan…. dan bisa mengatasi ini semua… Andai… ya..andai saja…

Membaca kisah Amanda Todd, saya jadi sedih…. Terbayang puluhan tahun silam saat saya juga mengalaminya… YA, SAYA JUGA PERNAH DI BULLY. Dulu istilahnya bukan di bully tapi “digencet”. Peristiwa ini terjadi saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saya kerap “digencet” oleh senior saya, entah kenapa? Saya tidak pernah tau. Mereka memperlakukan saya dengan buruk, mulai dari mengejek-ejek saya, hingga membuat saya menangis setiap pulang sekolah. Ada saja yang bisa membuat mereka memperlakukan saya dengan tidak baik. Ibu & Bapak saya sangat prihatin melihat kondisi saya, yang sepulang sekolah hampir selalu menangis, tapi beruntung, saya tetap mau bersekolah, dan tetap menjadi juara kelas, yah ranking 1 sampai 3 lah, bolak-balik hahaha…

Mungkin karena itulah Bapak saya memutuskan saya dan adik saya untuk mengikuti bela diri Karate, waktu saya kelas 2 SD. Memang, setelah ikut Karate, sedikit demi sedikit saya mulai percaya diri dan sedikit mempunyai kekuatan untuk bisa melawan, meski tetap saja mereka menggencet saya lah, kan mereka 2 atau 3 tingkat di atas saya, hahaha.

Puncak bullying yang saya alami adalah saat saya kelas 5 SD, waktu itu di mobil jemputan, ada senior kelas 6 SD, yang berjenis kelamin laki-laki (gak jantan banget ya tuh laki beraninya sama perempuan) mulai mengejek-ejek saya di hadapan saya, saya hanya diam, tapi..adik laki-laki saya yang baru kelas 3 SD sudah tak tahan melihat perlakuan senior itu, akhirnya dia menendang bisul yang ada di kepalanya (ini semua dalam mobil jemputan), senior itu kaget, marah dan menjambak adik saya, saat itulah saya pun seolah tersadar dan langsung membantu adik saya. Dan kalian tau, senior-senior lain yang tadinya ikut mengejek-ejek, hanya diam dan tidak membantu. Mungkin mereka kaget melihat ada perlawanan yang kami lakukan.
Akhirnya kami dipisah oleh sopir jemputan, dan hal ini dilaporkan ke pihak sekolah, yaitu ke wali kelas senior tersebut, karena rambut saya yang terjambak sampai terlepas dari kepala, jadi waktu itu agak pitak deh. Sialan 😀
Senior itu pun minta maaf, dan tanpa kami sadari, beberapa gerombolan yang ikut-ikut menggencet kami, satu persatu minta maaf, kalau pun ada yang tidak minta maaf mereka tidak pernah mengganggu kami lagi. FYI yang menggencet saya gak cuma perempuan tapi laki-laki juga.Belajar dari pengalaman di bully, saya mulai speak up dan melawan. Pada dasarnya saya nekat, bahkan saya sempat menantang satu lawan satu orang (cowok) yang berusaha membully saya setelah pengalaman saya di SD ini, tapi dasar pengecut, mereka para bully-ers ini beraninya rame-rame.Begitu saya dewasa (baca : kuliah dan kerja) saya malah gak pernah ketemu para pem bully saya itu. Eh, tapi ada deng satu keluarga, kakak adik, cewek-cewek yang dulu pernah bully saya. Saya bertemu mereka di Gereja, mereka rupanya kaget melihat saya dan malah nunduk pura-pura tidak mellihat, ah iyaa rupanya mereka ‘minder’ ketemu saya hahahaa….Berdasarkan pengalaman dan sharing dengan orang lain, saya mengambil kesimpulan, entah kalian setuju atau tidak, tapi menurut saya orang yang bully itu adalah orang yang sebenarnya tidak punya kepercayaan diri yang kuat, minderan, dan gak pe de lah kalau bahasa sekarang. Tapi itu semua ditutupi dengan ‘upaya menindas’ orang lain untuk menutupi kekurangannya. Deep down inside mereka iri terhadap orang yang mereka bully, ok, mereka tidak akan mengakuinya, tapi hmmm…saya yakin sekali.Para pem bully ini merasa ‘cool’ & ‘keren’ kalau bisa membully apalagi didukung banyak orang. Well… Kasian sekali ya mereka, gak ada lain apa yang bisa dikerjakan selain ini. Tidak ada lain yang bisa mereka banggakan selain ‘menindas’ orang lain.

Akhirnya saya terbebas dari pembully, jadinya saya malah kerap membela orang yang di bully atau ditindas. Andai saya bisa jadi supergirl….lebih banyak lagi yang bisa saya bela (ngayal :D)

Kalau saya membaca dan browsing sana sini, di Amerika sana hal bullying ini ternyata menjadi sangat serius tatkala, korban bullying memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, seperti Amanda Todd ini.

So, please STOP BULLYING RIGHT NOW!!!

Bagi kalian yang jadi korban bullying, hey, you’re not alone! Kamu sempurna, diciptakan indah oleh Tuhan, so, jangan minder, takut dan lainnya. Jangan hanya diam, SPEAK UP dan lawan! Ayo tunjukkan kemampuanmu, cuekin aja, berprestasi dan berkaryalah! Biar para bully-ers itu makin minder dan akhirnya malah mereka gak jadi apa-apa. You are beautiful dan you are so precious, don’t waste your time in fear and tear! Let’s move on


sad experience
Bad experience

 

The day was sunny. Even though the clock on the wall still shows 07.30. Dry season indeed often made today that are still being felt during the morning. That morning the Sun was shining perfect indeed not blocked by clouds. I feel that the day has indeed been lunch. Occasionally I saw from the window in case the second my friend Apiana and Gina came. Since yesterday we‘ve promised to go along to practice dance to our art teacher, Dadi. Four schools were closed today because of the class used the test grade 6 children.
Half an hour had passed. The second my friend still hasn’t also revealed the rod up her nose. I’m pissed as hell. But already from 07 am I finished bathing, dressing, and breakfast. hmmm …. where are Apiana and Gina?” I mumbled annoyed. Mama suggest me to call them. Maybe they’re not ready to diss.., anyway it‘s an excess of 15 minutes,” said mama. I immediately call the Apiana. It turns out he  still waiting for Gin. “Maybe Gina offing also came. Just wait yes Dis., anyway so Gina came us directly to your House. “. Apiana tried to explain and promise as soon as it gets to my house.
Shortly thereafter they did actually come. “…. Dissa. Dissaaa ..! “my second call it. I’m straight out having previously asked permission first at mama. Cautiously Yes … when it’s finished his training fast home Yes! my Mama’s message half shouted.
Mr. Dadi dance class is not too far from my house …. It’s just that We had to pass through villages and rice fields. The road that we skip are climbs and dips. Soon we arrive and other friends who were already waiting. We then rehearse dance with joy
Complete exercise dancing we all tumbled home leaving the Studio Mr Dadi.Soon the three of us came home past the streets when departing. The jokes and laughter accompany our way home. …. Up in a derivative way … suddenly our measures stalled. A beautiful young man. .. all of a sudden appears before us the distance is approximately 5 metres. The course is rather fell due to his feet smaller …, he might be exposed to polio when childhood used to be. Next to his hand any curved backward with the Palm of the hand seems a bit to boxing. Face and her clothes look groomed, he wore a black jacket spread the scent that makes us nauseous Long curls messy hair. .. His mouth is unclear raved Wild eyes face dirty and stared sharply toward the three of us …. We gasp shock Suddenly my heart beat faster …. Gina’s face instantly looked pale …, only the  Apiana seemed more controlled circumstances. Half whisper Apiana mumble …. crazy perrr then suddenly shouting. “ let’s run!”
Our spontaneous threes stimulated the pace and ran weak feels lifeless the contents of the head feels yawn and the heart of sepertti want to copott .., maybe this is what is called fear of half-dead. See us running the insane that even turning his body. Second hand rose as if trying to obstruct our path. His face menyeriingai so that his mouth open and revealing a row of teeth which yellow. We ran fastly ….
Our climbs it came my way. Our low power to tread the path of it. .. Our panting out of breath We‘ve not been strong again to ran Apiana still looked back but he was unable to again to speak He tried to arrange his breath Her face still looks tense I am spontaneous and Gina looked also toward the back. Crazy people were still following us. He did not run, but the body of the jangkungnya make panjangnnya steps into a fearsome terror for us. I turned right kir but it seems there are others Left right indeed houses. But the vast orchards around homes that make its distance with the road some distance The inhabitants probably were busy with their respective activities in the home so didn’t realize was going on outside of his house
when we were so panic. .. all of a sudden BAKK someone Crush me. To be exact I bump into it because my sight is not routed to the front. my head over to the top … and College I crush figure it and the factit is like an old man with high stature large and fat. I see her face, I grinned. The old man was not a smile or expression of any He just stared at the mad lads behind us. Go home!!! Come on fast !!! don’t bother these boys …! his voice was loud and emphatic . The old man was immediately grabbed the hand of a crazy young man, who may be his son or another. With a bit of a crazy young man, dragged it fell to walk behind it. They immediately went to the bend of the road on our left

(Terjemahan)

Hari itu cuaca cerah sekali. Padahal jam di dinding masih menunjukkan pukul 07.30. Memang musim kemarau seringkali menjadikan hari yang masih pagi terasa menjadi siang. Pagi itu matahari memang bersinar sempurna tak terhalang oleh awan. Aku merasa bahwa hari memang telah siang. Sesekali aku melihat dari jendela kalau-kalau  kedua temanku  Apiana dan Gina datang. Sejak kemarin kami memang sudah berjanji pergi bersama-sama untuk latihan tari di sanggarnya Pak Dadi, guru kesenian kami. Empat hari ini sekolah diliburkan karena kelas dipakai ujian anak-anak kelas 6.

Setengah jam telah berlalu. Kedua temanku masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Aku kesal sekali. Padahal sudah sejak jam 07.000 aku selesai mandi, berpakaian, dan sarapan pagi. “Aduuuh….kemana ya Apiana dan Gina ini?”…gumamku kesal. Mama menyarankanku untuk menelfon saja salah satu temanku. “Mungkin mereka belum siap Diss.., lagi pula kan jam ini kelebihan 15 menit”, kata mama. Aku langsung menelpon Apiana. Ternyata dia memeang masih menunggu Gin. “Mungkin Gina sebentar lagi juga datang. Tunggu saja ya Dis.., pokoknya begitu Gina datang kami langsung ke rumahmu..” . Apiana mencoba menjelaskan dan berjanji secepatnya sampai ke rumahku.
Tak lama kemudian mereka memang benar-benar datang. “….Dissa….Dissaaa..!” panggil kedua temanku itu. Aku langsung keluar setelah sebelumnya pamit dulu pada mama. ” Hati-hati ya…kalau sudah selesai latihannya cepat pulang ya..!” pesan mamaku setengah berteriak.

Sanggar tari Pak Dadi memang tak terlalu jauh dari rumahku….Hanya saja ..kami harus melewati perkampungan dan persawahan. Jalan yang kami lewati pun ada tanjakan dan turunannya. Tak lama kemudian kami sampai juga dan teman-teman yang lain sudah menunggu. Kami lalu berlatih tari dengan sukacita…

Selesai latihan menari kami semua berhamburan pulang meninggalkan sanggar Pak Dadi. …Kami bertiga pun segera pulang melewati jalanan ketika berangkat tadi. Canda dan tawa menyertai jalan pulang kami…..Sampai di turunan jalan …tiba-tiba..langkah kami terhenti. Sesosok pemuda ..tiba-tiba..muncul di hadapan kami….jaraknya kurang lebih sekitar 5 meter. Jalannya agak terseok-seok akibat sebelah kakinya berukuran lebih kecil…, mungkin dia terkena polio ketika kanak-kanaknya dulu. Sebelah tangannya pun melengkung ke belakang dengan telapak tangan seolah-olah agak mengepal. Wajah dan pakaiannya tampak tak terurus, jaket hitam yang dikenakannya menebarkan aroma yang membuat kami mual…Rambut ikal panjangnya tampak awut-awutan. ..Mulutnya meracau tak jelas…Mata liar dii wajah kotornya menatap tajam ke arah kami bertiga….Kami terkesiap kaget…Jantungku tiba-tiba berdetak lebih cepat….Wajah Gina seketika tampak pucat…, hanya si tomboy Apiana yang tampak lebih menguasai keadaan….Setengah berbisik Apiana bergumam….” ooraaang gi…laaaa”  lalu tiba-tiba berteriak..”ayooo…laaariiii…”…
Spontan kami bertiga memacu langkah dan berlari…, badanku terasa tak bernyawa…isi kepala terasa menguap..dan jantung sepertti mau copott.., mungkin inilah yang disebut…ketakutan setengah mati. Melihat kami berlari orang gila itu malah memutar badannya. Kedua tangannya terangkat…seolah-olah mencoba menghalangi jalan kami. Wajahnya menyeriingai…sehingga mulutnya terbuka dan menampakkan deretan gigi-gigi kuningnya….Kami berlari sekencang-kencangnya….

Sampailah kami ti tanjakan jalan. Tenaga kami hampir habis untuk menapaki jalan itu…Kami terengah-engah kehabisan nafas..Kami sudah tidak kuat lagi untuk berlari…Apiana masih sempat menoleh ke belakang tapi ia sudah tak mampu lagi untuk berkata-kata…Ia mencoba mengatur nafasnya…Wajahnya masih tampak tegang..Aku dan Gina spontan menoleh juga ke arah belakang. Orang gila itu masih mengikuti kami.Dia memang tidak berlari, tetapi badan jangkungnya membuat langkah-langkah panjangnnya menjadi teror yang menakutkan bagi kami. Aku menoleh kir kanan..tapi tak tampak ada orang lain…Kiri kanan memang rumah-rumah penduduk. Tapi kebun-kebun luas yang mengitari rumah-rumah itu membuat jaraknya dengan jalan agak jauh…Para penghuninya mungkin sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di dalam rumah sehingga tidak menyadari yang sedang terjadi di luar rumahynya..

Di tengahh kepanikan itu ..tiba-tiba…bukk…seseorang menabrakku. Tepatnya akulah yang menabraknya karena pandanganku tidak terarah ke depan. kkutengadahkan kepala ke atas …dan yang kuliah sosok yang  kutabrak itu ternyyata seorang bapak bertubuh tinggi besar dan gemuk. Kutatap wajahnya, aku menyeringai.  Bapak itu tidak tersenyum atau berekspresi apapun…Ia hanya menatap pemuda gila di belakang kami tadi. “Pulang!!!Ayo cepat pulaang!!!jangan ganggu anak-anak ini…!” suaranya keras setengah menghardik dan tegas. Bapak itu segera meraih tangan pemuda gila itu, yang mungkin anaknya atau siapanya. Dengan agak diseret,  pemuda gila itu terseok-seok berjalan di belakangnya. Mereka segera pergi menuju belokan jalan di sebelah kiri kami.


Demikian tadi contoh menuliskan pengalaman yang buruk atau menyedihkan dalam bahasa inggris. Semoga bermanfaat bagi sahabat SBI semua dan maaf jika ada kekurangan 🙂